Extended Network Banners

Ahad, 24 Oktober 2010

Yang Lalu Biar la berlalu

Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan di dalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu, sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekat dan mengubur masa depan yang belum terjadi. Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat lagi. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam ruang penglupaan, diikat dengan yang kuat dalam penjara pengacuhan selamanya. Atau, diletakkan di dalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang,dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkanya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.

Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau dibawah payung gelap masa silam, selamatkan diri anda dari bayangan masa lalu! Apakah anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ketempatnya terbit, seorok bayi keperut ibunya, air susu kepayudara sang ibu, dan air mata ke dalam kelopak mata? Ingatlah, keterikatan anda dengan masa lalu, keresahan anda atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa anda pada pintunya, adalah kondisi yang yang sangat naif, ironis, memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan.

Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengundurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yg sangat berharga. Dalam Al-Quran, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, "Itu adalah umat yang lalu". Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusanya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah.

Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu.

Syahdan, nenek moyang kita dahulu selalu mengingatkkan orang yang meratapi masa lalunya demikian:"Janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari kuburnya". Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang, sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini,"mengapa engkau tidak menarik gerobak?"... "aku benci khayalan", jawab keledai.

Adalah bencana besar, manakala mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk dengan meratapi puing-puing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya.

Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melihat dan sedikitpun menoleh kebelakang. pasalnya, angin angin akan selalu behembus kedepan, air akan mengalir kedepan, setiap kafilah akan berjalan kedepan, dan segala sesuatu bergeak maju ke depan. Maka itu, jangan pernah melawan sunah kehidupan!

Tiada ulasan:

jomm santai2 dengar lagu~